KONSEKUENSI PERUBAHAN
SOSIAL
Perubahan
sosial membawa konsekuensi yang bermacam-macam bagi kehidupan masyarakat.
Perubahan sosial dapat menjadikan kuatnya masyarakat (integrasi) dan
terpecahnya masyarakat (disintegrasi).
1. INTEGRASI SOSIAL
Adanya
perubahan sosial, tidak selamanya membawa pengaruh yang negatif. Apabila
perubahan sosial mampu menguatkan rasa identitas dan solidaritas
masyarakat bukan tidak mungkin membawa rasa kebersamaan yang tinggi.
Dengan demikian akam timbul suatu kehidupan yang harmonis karena adanya
keselarasan dalam hidup bermasyarakat. Integrasi masyarakat melalui beberapa
tahap, yang diawali dengan proses akomodasi (mengurangi terjadinya konflik).
Setiap perubahan yang dikehendaki
atau diinginkan oleh masyarakat akan menghasilkan integrasi sosial. Ini berarti
masyarakat menyadari bahwa sistem sosial, nilai, adat istiadat, norma, atau
hukum yang berlaku sekarang sudah tidak memadai lagi dan sudah saatnya diubah.
Perubahan yang dikehendaki (internded change) oleh masyarakat sendiri tidak
akan menimbulkan kekacauan atau disintegrasi sosial. Nilai, norma, atau tatanan
hukum yang baru terbentuk akan menjadi patokan hidup sosial, sehingga
keharmonisan dan kedamaian segera tercipta, meskipun perubahan baru saja
terjadi.Stabilitas dan integrasi bangsa dan Negara akan sangat ditentukan oleh
masalah penegakan hukum yang pasti dan adil.
2. DISINTEGRASI SOSIAL
Perubahan
yang dipaksakan dapat menimbulkan disintegrasi sosial. Disintegrasi sosial
terjadi ketika unsur-unsur sosial yang berbeda yang ada dalam masyarakat tidak
mampu menyesuaikan diri satu sama lain. Ketika unsur social yang satu
memaksakan diri, maka unsur social yang lainnya akan memberontak atau melawan.
Perubahan sosial, apabila tidak disikapi secara arif dan bijaksana dapat
menimbulkan ketidaksesuaian dan ketidakseimbangan dalam masyarakat. Keadaan
yang demikian akan mengakibatkan disorganisasi sosial yang merupakan cikal
bakal disintegrasi sosial. Apabila hal ini dibiarkahan akan menimbulkan keadaan
masyarakat tanpa aturan (anomie)
yang menjadi pegangan hidup masyarakat. Oleh karena itu setiap terjadinya perubahan
sosial yang mengarah kepada disintegrasi sosial harus segera mendapat
perhatian.
Selain
proses di atas, munculnya perubahan sosial yang tidak diikuti oleh sebagian
masyarakat juga mengakibatkan disintegrasi sosial. Perbedaan perkembangan
kebudayaan yang berbeda-beda akan menimbulkan benturan-benturan. Hal ini sering
disebut Cultural lag
(kesenjangan kebudayaan). Sebagai contoh golongan tua dalam masyarakat masih
berpegang teguh terhadap nilai dan norma yang berlaku berbenturan golongan muda
yang sudah menghendaki perubahan.
Dengan
adanya tingkat perubahan yang cepat, kadang menimbulkan percampuran budaya (mestizo culture). Sering
anggota tidak menyadari apa yang dilakukan dengan meniru budaya asing tanpa
tahu apa maknanya.
Secara umum gejala disintegrasi
sosial ditandai oleh hal-hal berikut ini :
a. sebagian masyarakat tidak mematuhi aturan dan norma yang adab. muncul silang pendapat di antara anggota masyarakat tentang tujuan yang akan dicapai
c. wibawa dan karisma para pemimpin semakin pudar
d. sanksi dan hukuman yang tidak dilaksanakan secara benar dan konsekuen
Umumnya
proses disintegrasi sosial dalam masyarakat mempunyai bermacam- macam bentuk.
Adapun bentuk-bentuk disintegrasi sosial antara lain:
a. Pemberontakan atau pergolakan daerahb. Aksi protes dan demontrasi
c. Kriminalitas
d. Kenakalan remaja
e. Prostitusi
Mengapa terjadinya disintegrasi social dalam masyarakat?
- Tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan semula yang ingin dicapai. Contoh : masyarakat Indonesia mencita citakan terbentuk nya masyarakat yang adil dan makmur dalam wadah NKRI. Ini merupakan kesepakatan awal yang dinyatakan dalam UUD 1945. Jika ada daerah atau provinsi di Indonesia yang mendirikan Negara sendiri, tindakan semacam ini akan menimbulkan disintegrasi nasional.
- Norma-norma masyarakat mulai tidak berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian social demi mencapai tujuan bersama. Contoh : hukum ditegakkan secara tidak adil menguntungkan segelintir orang saja. Orang yang melakukan tindakan kejahatan dibiarkan bebas karena memiliki uang untuk menyogok aparat menegak hukum. Sementara masyarakat kecil langsung dikenai sanksi. Kalau ini terjadi,dapat dipastikan bahwa disintegrasi social akan terjadi.
- Terjadi pertentangan antar norma-norma yang ada dalam masyarakat. Contoh : ada sekelompok orang yang menganggap minum-minuman keras tidak salah. Sementara, masyarakat lainnya menganggap hal itu sebagai salah karena bertentangan dengan norma agama. Hal itu akan menyebabkan terjadinya disintegrasi social atau kekacauan social.
- Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma tidak dilaksanakan secara konsekuen. Contoh : ada seorang pemuda yang melanggar hukum, karna ia melanggar peraturan lalu lintas. Pemuda itu harus diberikan sanksi yang jelas dan konsekuen. Tanpa itu, keadaan kacau dan disintegrasi social dapat terjadi.